SIKAP
Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan
Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.
Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.
Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi
Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.
Saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.
Senin, 13 Desember 2010
Minggu, 24 Oktober 2010
Taman Bungkul, Milik Warga Surabaya
Narasumber : MAIMUNAH
Tempat, Tgl. Lahir : Surabaya, 04 April 1980
Pekerjaan : Penjual Jagung Bakar
Malam semakin larut, pengunjung di Taman Bungkul tidak menyurut. Kalau ditanya dimanakah jantung kota Surabaya, maka jawabannya adalah Taman Bungkul. Menikmati jagung bakar di malam hari, juga enak sambil menggali informasi tentang Taman Bungkul.
Saya : Bu, Jagung Bakarnya 4.
Maimunah : Iya mbak, ditunggu sebentar.
Saya : Sudah mau tutup toh bu jualannya?
Maimunah : Ya, sebenernya belum. Tadi ada yang bilang kalo mau ada Satpol PP, makanya barang-barang saya kemasi.
Saya : Ibu sudah lama jualan jagung bakar di taman bungkul ini?
Maimunah : Baru 1 tahun. Sebelumnya saya jualan kopi di pengairan jagir wonokromo.
Saya : Perbandingan 1 tahun yang lalu dengan Taman Bungkul yang sekarang seperti apa bu?
Maimunah : Jelas, lebih bagus sekarang mbak. Pengunjungnya juga makin banyak. Tamannya makin indah, itu ada lampu-lampu hias yang berwarna-warni, tamannya jadi tambah indah.
Saya : Ibu asli Surabaya?
Maimunah : Saya asli Malang mbak, anak saya sekarang di Malang bersama ibu saya.
Saya : Usia anak ibu berapa tahun?
Maimunah : Anak pertama umur 13 tahun, anak yang ke-2 dan ke-3 kembar laki-laki dan perempuan.
Saya : Wah…senengnya punya anak kembar. Kalau suami ibu?
Maimunah : Suami kerja jadi penjual buah keliling. Ya untuk nambahin penghasilan buat anak-anak sekolah di kampung. Kalo ada keluarga yang bawa anaknya ke sini, saya jadi inget sama anak-anak di kampung. Pengen ngajak anak-anak maen diarena mainan anak di Taman Bungkul ini.
Saya : Wah iya bu, pasti mereka seneng main disini.
Maimunah : Di Surabaya, kehidupan mahal mbak. Kalo di Kampung masih murah.
Saya : Kalo boleh tau penghasilan ibu sehari jualan jagung berapa?
Maimunah : Ya bisa 100-150rb itupun kalo ada acara musik/ kampanye partai politik dan hari-hari libur. Kalo sepi ya cuman 60-70rb. Yang penting balik modal.
Karena tukang parkir yang biasa membantu Bu Maimunah sibuk menata parkiran, tak segan saya membantu membakar jagung yang saya pesan sambil bercakap-cakap.
Saya : Fasilitas apa aja sich bu, yang ada di Bungkul ini?
Maimunah : Oh..banyak mbak, Ada taman bermain anak, tempat main skateboard, tempat internetan, taman yang hijau, pujasera…ya pokoknya banyak lah.
Saya : Harapan kedepan buat Taman Bungkul bu?
Maimunah : Kalo sekarang Taman Bungkul sudah baik lah. Karena Taman Bungkul adalah milik warga Kota Surabaya, rugi kalo masyarakat Surabaya gak main kesini. Kalo bisa ada trotoar. Ini untuk memudahkan pengunjung yang ingin ke Taman Bungkul agar lebih aman untuk para pejalan kaki.
Saya : Wah..bu jagungnya sudah mateng ini bu. Gak terasa ya bu.
Maimunah : Iya mbak, jagungnya mau pedas atau manis?
Saya : Manis aja bu..,Makasih ya bu sudah mau diajak ngobrol. Berapa semuanya?
Maimunah : 12rb mbk. Laen kali kalo kesini jangan lupa mampir.
Saya : Iya insyallah. Mari bu…
(RYAN VAI RUSSOFIANI - 09.31.3480)
Di Taman Bungkul, Ada Peramal
Narasumber : BAMBANG WAHYUDI
Tempat, Tgl. Lahir : Surabaya, 11 November 1957
Pekerjaan : Pengemis dan Peramal
Siapa yang tidak kenal dengan salah satu taman kota yang ada di kawasan darmo Surabaya yang terkenal dengan nama Taman bungkul. Kata orang banyak perubahan yang terjadi pada Taman Bungkul dari 3 tahun lalu dengan sekarang. Saya penasaran ingin tau apa saja yang berubah.
Saya : Selamat malam Pak.. (sapa saya kepada seseorang yang sedang duduk di bawah pohon sendirian).
Bambang : Malam mbak (sapa orang tersebut)
Ketika saya menyapa orang tersebut, saya berfikir bahwa bapak-bapak itu adalah orang yang berjualan air, karena disampingnya terdapat gerobak yang berisi jirigen air.
Saya : Saya Sofie, Mahasiswa STIKOSA AWS. Dengan bapak siapa ini?
Bambang : Bambang Wahyudi. (sembari menunjukkan KTPnya)
Saya : Saat ini bapak tinggal dimana?
Bambang : Nggak jauh dari sini. Dinoyo alun-alun I/10.
Saya : Bisa dicritakan aktifitas bapak sehari-hari di taman bungkul ini?
Bambang : Sehari-hari saya mengemis. Tapi kalo malem minggu dan hari libur saya meramal di muka warung rawon mulai jam 7 sampai jam 10 malam. Rata-rata yang minta diramal itu anak-anak ABG.
Saya : (Dalam hati, saya berkata “Ternyata dugaan saya salah”). Apa saja yang bapak bisa ramal?
Bambang : Biasanya pengunjung meminta saya untuk diramal jodoh, karir dan percintaannya.
Saya : Sudah berapa lama bapak menjalankan pekerjaan ini?
Bambang : Sudah 4 tahun saya mengemis di taman bungkul ini, kalo menjadi peramal baru 2 bulan.
Saya : Wah..sudah lama ya pak, bapak mengemis di taman bungkul ini… Taman Bungkul 4 tahun yang lalu ketika bapak pertama mengemis disini suasananya seperti apa?
Bambang : Dulu ya jelek, seperti taman yang tidak pernah terawat dan banyak sampah berserakan. Pengunjung yang datang kesini juga sedikit. Rata-rata pengunjung yang datang adalah peziarah makam mbah bungkul di malem jum’at.
Saya : Ada orang yang bilang, kalau taman bungkul ini memiliki kaitan sejarah dengan Surabaya.
Bambang : Ya, memang benar. Di Taman Bungkul ini, ada makam seorang tokoh yang berpengaruh dalam penyebaran islam di Surabaya. Mbah bungkul ini ada hubungan keluarga dengan Sunan Ampel. Mbah bungkul ini wali no. 1, sunan ampel no.2. Karena dianggap sebagai tokoh suci oleh masyarakat hingga makamnya dipercaya dan dianggap sebagai makam keramat.
Saya : Lalu, apa makam mbah bungkul ini yang dianggap keramat ini ada hubungannya dengan kemampuan meramal yang bapak miliki?
Bambang : Saya bisa meramal ini karena sering merhatikan orang-orang yang meramal. Tapi saya ngak bilang kalo mau belajar meramal. Saya ini ada 4 jin yang ikut saya. Sudah ke Kyai, ke pendeta tapi gak mau pergi.
Saya : Tarif yang dipatok untuk sekali orang minta diramal berapa pak?
Bambang : Ada yang ngasih 10rb, 5rb, 3rb ada yang ngasih seribu juga gak pa-pa.
Saya : Apa bapak ini punya ilmu turunan dari orang tua?
Bambang : Ngak ada. Bapak saya marinir, ibu saya tukang bersih-bersih di sekolah TK, tapi sebelumnya saya paranormal. Saya juga buka praktek di rumah, tapi yang dateng juga sedikit. Kerja apa aja yang penting halal.
Ketika Pak Bambang berbicara soal kemampuan meramalnya dan 4 jin yang melekat ditubuhnya, Saya jadi merinding. Apalagi ketika saya wawancara ini ada di bawah pohon beringin yang besar dan dekat makam mbah bungkul.
Saya : Bagaimana dengan istri dan anak-anak bapak?
Bambang : Saya dengan istri pisah ranjang. Punya anak 2. Mati satu dan saya barusan mantu. Anak saya kerjanya kuli batu, tinggalnya di Pacitan dengan istrinya.
Wah...Malang sekali nasib Pak Bambang ini. Hidup sebatang kara di Surabaya. Diusianya yang sudah 53 tahun, ia bekerja untuk memenuhi kehidupan yang semuanya serba sendiri.
Saya : Kalo dibanding 4 tahun yang lalu, taman bungkul yang sekarang seperti apa pak?
Bambang : Wah..kalo sekarang sudah rame, tamannya tambah bagus dan hijau.
Saya : Kalo yang bersihkan taman ini petugas kebersihan dari pemerintah atau warga sekitar?
Bambang : Pemerintah. Warung-warung yang ada disini dikenakan iuran harian.
Saya : Per harinya berapa pak?
Bambang : Wah saya kurang tau mbak, Mungkin karena saya ini pengemis, makanya saya gak ditarik iuran harian.
Saya : Apa harapan bapak untuk Taman Bungkul ini?
Bambang : Kalo bisa pengamanan diperketat, karena banyak anak-anak muda yang minum-minum. Kalo sudah mabuk, ya kejar-kejaran terus tawuran. Suasana jadi kurang tenang dan mengganggu.
Saya : Pernah nggak pak, petugas pengamanannya itu ngusir orang yang suka mabuk-mabukan itu?
Bambang : Meskipu sudah diusir masih tetep aja mbak. Padahal sudah ada tulisan dilarang judi dan minum-minum. Kalo pabriknya ditutup baru sepi, ngak ada yang minum.
Saya : Pak, makasih pak sudah banyak cerita tentang Taman bungkul ini. Mudah-mudahan apa yang bapak harapkan bisa terwujud. Sehat selalu pak ya..
Bambang : Iya mbak, sama-sama. Mbak kalo mau saya ramal gak pa-pa. Tangannya yang sebelah kiri mbak saya lihatnya..
Saya : Terima kasih banyak pak, mungkin laen waktu karena saya sudah ditunggu kawan saya. Malam pak…
Bambang : iya Mbak..
(RYAN VAI RUSSOFIANI - 09.31.3480)
Langganan:
Postingan (Atom)